VISITASI TIM ASESOR AKREDITASI SMA MBS ZAM-ZAM

(INFO ZAM ZAM) – Badan Akreditasi Nasional – Sekolah/ Madrasah (BAN –S/M) Jawa Tengah menugaskan dua Asesor Bapak Suratmo, M.Pd., dan Bapak Bangun Pracoyo, M.Pd., hadir untuk melakukan akreditasi SMA MBS Zam-Zam Cilongok, Banyumas, pada Senin-Selasa (18-19/10/2021), bertempat di aula Komplek Perguruan Muhammadiyah Cilongok. Acara diawali dengan pembukaan yang di dalamnya disampaikan sambutan baik dari perwakilan unsur Pimpinan Cabang Muhammadiyah sekaligus Dewan Pembina. Bapak Haji Casiwan HS., sambutan Direktur PPM Zam Zam, Ustadz Arif Fauzi, S.Pd.I., Lc., Kepala Sekolah SMA MBS Zam-Zam, Ustadz Pandi Yusron, B.Sh., M.H juga perwakilan dari asesor, Bapak Suratmo, M.Pd. Acara dihadiri Dewan Pembina, Komite SMA MBS Zam-Zam, PC Muhammadiyah, PR Muhammadiyah, keluarga besar SMA MBS Zam-Zam.
Dikatakan Pak Suratmo, bahwa kegiatan akreditasi merupakan kegiatan rutin dengan tujuan untuk melakukan penilaian kepada satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengamatan lapangan, wawancara dengan warga sekolah, pencermatan ulang berbagai data isian instrumen akreditasi.
“Kami hanya melihat dan meng-kroscek apa yang Bapak, Ibu buat. Apa yang Bapak, Ibu laporkan di daftar isian instrument. Sedangkan visitasi ini untuk meningkatkan kecermatan, keabsahan serta kesesuaian antara fakta dan data yang diperoleh melalui pengisian instrumen akreditasi,” paparnya.
Sebagai pendidik ada keharusan untuk memiliki kopetensi adaptasi dan inovasi. Salah satu kemampuan yang mengintegrasikan kopetensi guru di abad ke 21, salah satunya adalah harus memahami 4C dan 2C.
“Dua C yakni makna regulasi baru dalam rangka untuk meningkatkan kopetensi para guru. Semisal, untuk mengatasi hal semacam yang terjadi di masa pandemi, apa yang harus dikuasai oleh para guru. Pembelajaran apa yang sekiranya bisa menunjang. Jangan sampai siswa los learning (tidak ada pembelajaran). Nah salah satunya yang C2 adalah Computational Thinking (CT). Cara kita sebagai pendidik, yang nantinya diharapkan mempunyai pola pikir semacam, kerjanya komputer. Sudah merencanakan apa yang akan terjadi di masa akan datang. Sebab dengan adanya pandemi ini terjadi sebuah disrupsi yang sangat cepat. Tiba-tiba ada pembelajaran jarak jauh. Lantas apa yang harus dipersiapkan. Itulah yang harus kita lakukan dalam rangka tujuan mewujudkan pendidikan. Yakni untuk memberikan peluang yang tujuannya untuk mengembangkan potensi anak. Intinya di situ. Apa pun policy-nya, regulasinya, sarpras yang mentereng, kemudian bantuan gedung yang lengkap, tetapi pada akhirnya adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa. Regulasi sumber hukum apa, undang-undang apa kalau tidak menyentuh kepada perkembangan anak, itu tidak ada manfatnya. (h)